Jumat, 29 Juli 2011

Honda New Blade 110R, Racing Look Versi Pabrikan

Modifikasi New Blade 110R, 2011

Honda New Blade 110R, Racing Look Versi Pabrikan

Roh balap memang sengaja ditanamkan oleh PT Astra Honda Motor (AHM) pada bebek barunya, Honda New Blade 110R. Desain sporty hingga diluncurkannya pula varian ber-livery Repsol Honda membuatnya tampil bak pacuan balap.

Agar makin dekat dengan sirkuit balap, AHM juga memamerkan versi modifikasi motor bebek 110cc di sela launching kemarin siang (28/7). "Yang menyiapkan modifikasi ini dari internal," ungkap Ahmad Muhibudin, Public Relations Manager, Corporate Communications PT Astra Honda Motor (AHM).

Secara tampilan benar-benar nyata kalau ini sengaja disiapkan untuk balap. Pengerjaan bodinya tidak terlalu banyak berubah dari versi standarnya. Hanya melepas semua perangkat lalu lintas termasuk membuat buta lampu depan di setang, bahkan stripinya tetap dibiarkan standar.

Yang menarik ada batang penguat pada underbone-nya, tentunya ini akan menambah kekakuan rangka yang berguna saat menikung. Lanjut ke kaki-kaki dan perhatikan detail tiap komponen yang terpasang.

Pelek masih standar tapi sudah dibalut ban slick. Suspensi belakang pakai produk Showa, footstep Yoshimura dan disk brake depan lebar. Panel indikator di setang pun di sisakan hanya takometer saja. Keren kan!

Sumber : Otomotif

Test Ride Honda New Blade 110R, Rangka Baru Lebih Lincah dan Stabil

Test Ride

Test Ride Honda New Blade 110R, Rangka Baru Lebih Lincah dan Stabil

Setelah resmi diluncurkan, PT Astra Honda Motor (AHM) memberikan kesempatan untuk melakukan pengetesan bebek sporty New Blade 110R untuk pertama kalinya. Wuah, penasaran kan? Simak terus ya!

Desain Sporty Tapi Elegan

Secara desain hampir tak ada yang tersisa pada New Blade 110R ini. Lampu depannya pindah ke setang dengan desain split yang terinspirasi dari CBR 1000R keluaran tahun 2006. Sedang lampu seinnya tetap di bodi depan. Sekilas bentuknya ini mengingatkan pada sang kompetitor New Jupiter Z.

Kalau versi sebelumnya enggak punya sayap, yang ini kembali pakai sayap atau bahasa kerennya "leg shield". Bentuknya tiga dimensi lebih kekar dan punya lubang udara yang telah dipatentkan. Konon lubang udara ini bisa mendukung aerodinamika saat melaju.

Garis runcing dari sepatbor depan dan sayap diteruskan sampai ke belakang. Bentuk lampu belakangnya jadi lebih lebar dan dipadu dengan sepatbor belakang bergaya moge. Buntut yang besar dan minim garis tajam membuatnya tetap elegan.

Yang menarik lagi adalah desain cover mesin untuk pelindung kaki, membuat mesin 110cc-nya tampil futuristik. Makin keren saat melihat bentuk muffler. Moncongnya didesain kotak khas knalpot moge atau knalpot racing yang banyak beredar belakangan ini.

Oiya, kali ini bentuk bodi Blade baru jadi nampak lebih gendut dari biasanya. Ini karena penambahan boks bagasi di bawah jok dengan volume 7 liter. Penambahan boks ini sampai membuat Honda banyak merubah rangka.

"Rangkanya jadi lebih mirip Honda Revo terbaru. Tapi banyak penyesuaian agar handlingnya lebih baik," ungkap Endro Sutarno dari Technical Service Training Development PT Astra Honda Motor.

Sayangnya panel speedometer sporty-nya jadi terlihat kurang gagah karena terlalu banyak ornamen krom. Tapi secara desain tetap mudah dilihat dengan pusat perhatian ada pada penunjuk kecepatan di tengah.

Mesin Dilengkapi Variable Ignition Control

Mesinnya punya kapasitas mesin 110 cc atau sama seperti mesin sebelumnya. Tapi ternyata banyak yang berubah pada mesinnya. "Silinder head-nya berbeda dari versi sebelumnya," jelas Endro. Untuk detail perbedaanya, tunggu liputan lengkapnya hanya di motorplus-online.com.

Yang paling menonjol dari mesin baru ini adalah diaplikasikannya Honda Variable Ignition Control (HVIC). Ada dua kurva pengapian yang akan bekerja sesuai karakter berkendara. Saat dipakai halus kurva pertama yang bekerja. Sedang ketika dipaksa buka tutup gas dengan agresif, kurva kedua yang akan bekerja.

Yuk langsung coba, putar kunci kontak dan nyalakan mesinnya. Suara mesin halus, tapi knalpotnya berdesis garing. Ketika gas dibuka perlahan, responsifnya tetap terasa. Torsinya langsung terasa meski putaran mesin belum terlalu tinggi. Mungkin karena torsi 0,83 Kgf.m-nya punya puncak di 5.500 rpm. Sehingga tak butuh putaran mesin tinggi untuk berakselerasi. Sedang tenaganya diklaim mencapai 8,4 PS di 7.500 rpm.

Handlingnya juga mantab. Dengan rangka baru, New Blade 110R ini lebih lincah tapi tetap stabil. Saat melewati jajaran kun yang disediakan Honda, motor lebih mudah berpindah arah ke kanan-kiri. Stabilnya terasa ketika tidak banyak bergoyang ketika menikung, bahkan sampai footstep menempel aspal pun tetap percaya diri.

Eh, footstep pengendaranya ternyata fleksibel bisa bergerak naik. Honda membekali sebuah engsel untuk mengantisipasi manuver ekstreem si pengendara yang gemar menikung rebah.

Untuk harganya, PT Astra Honda Motor melepas New Blade 110R dengan harga Rp 14 juta dan Rp 14,2 juta untuk varian bermotif ala MotoGP dari tim Repsol Honda. Harga ini lebih hemat ketimbang Yamaha New Jupiter Z casting wheel yang dilepas Rp 14,6 juta.

Sumber : Otomotif

Rabu, 27 Juli 2011

Honda CBR 250R, Mantap Buat Harian

Modifikasi Honda CBR 250R 2011 (Jakarta)

Honda CBR 250R, Mantap Buat Harian

Evnu Prastowo tidak ingin bermain ubahan bodi di Honda CBR 250R miliknya. Alasannya simpel. Karena bodi standar yang dimiliki sudah mencuatkan kesan sporty. Jadi, cukup memperkuat kesan lewat permainan kaki-kaki. Motor ini, juga dipakai harian, Cuy!

Memang sih, kaki CBR 250R terlihat sedikit lebih kurus ketimbang varian yang ada di kelas 250 cc. Maka itu, Evnu memusatkan perhatiannya ke kaki depan dan belakang. “Ditunjang kaki kekar itu akan lebih bagus,” kata pria yang juga modifikator dari Thole Motor ini.

Bagian depan, tidak tanggung! Thole, panggilan akrab Evnu, mengganti peredam kejut standar pakai sok model upside down tipe radial milik Honda CBR 600R. “Upside down ini sebenarnya juga enggak ada bedanya dengan Suzuki GSX 600R, lho,” cerita modifikator 40 tahun ini panjang-lebar soal sok.

Dalam pemasangan, enggak banyak yang dilakukan. Cukup menyesuaikan as komstir. Milik CBR 600R diganti pakai as milik CBR 250R agar bisa masuk ke lubang dengan pas.

Apalagi, tidak hanya upside down saja yang diboyong. Tapi, lengkap berikut setang dan segitiga atas-bawah. Oh ya, agar setang enggak mentok bodi, ketika berbelok, mur as komstir ikut diganjal sekitar 2,5 cm.

Ini juga yang jadi alasan Evnu mengapa memilih kaki-kaki moge supersports yang 600 cc. “Ruang kokpit CBR 250R agak sempit. Maka itu, pilihannya hanya main di motor 600 cc,” jelas Thole yang suka melucu padahal dia bukan pelawak.

Pakai sok depan CBR 600 pun, Thole sedikit mencoak bodi bagian dalam. Kalau tidak, bakal sulit belok tuh. Nah, terbayang kan gimana kalau pakai sok motor superbike alias 1.000 cc. “Kecuali kalau mau diimbangi perubahan bodi dan dimensi yang lebih lebar, itu sih enggak masalah,” buka pemilik workshop dari Jl. Serdang Baru No. 7, Jakarta Pusat.

Bagian belakang juga tidak ingin ketinggalan. Lengan ayun, masih mencomot milik supersports Honda. Pemakaian dari merek motor yang sama, terbukti punya keuntungan. Yaitu, desain swing arm CBR 600R dan 250R mengadopsi tipe A. Jadi, enggak perlu mengubah kontruksi lagi.

Begitunya penyesuaian tetap dilakukan. Karena lengan ayun CBR 600R cukup panjang, maka terjadi sedikit pemotongan. “Bagian depan arm yang dekat lubang as arm dipotong sekitar 2 cm. Kalau enggak, ya mentok sasis,” bilang ayah dua anak ini.

Selain itu, karena motor juga dipakai harian kan. Kalau pakai lengan ayun panjang, cukup bermasalah ketika hujan. Air cipratan ban bisa tidak terhalang sempurna oleh sepatbor. Kotor dong tuh jaket!

Kemudian, bushing arm dibikin ulang dari pipa baja berdiameter as 15 mm. Buat dukung kinerja peredam kejut buritan, pro link bawaan CBR 600R tetap difungsikan dan dibiarkan tidak pindah tempat. Sok, pakai milik CBR 250. Kini, kaki depan-belakang terlihat kekar!

Boleh jadi rujukan.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Pirelli 120/60-17
Ban belakang : Battlax 180/55-17
Kaliper : Tokico
Lampu depan : HID Xenon Light
Thole Motor : 0811-872-325

Sumber : Otomotif

Honda CBR 250R, Tanpa Potong Rangka

Modifikasi Honda CBR 250R 2011 (Jakarta)

Honda CBR 250R, Tanpa Potong Rangka

Chemonk Modified (CM) spesialis memproduksi undertail buat motor sport macam Kawasaki Ninja 250R, Yamaha V-ixion, Honda NSR150 sampai moge. Ini kali mengerjakan untuk Honda CBR250R milik sendiri.

Undertail produksi CM punya karakteristik sendiri. “Ketika dipasang enggak perlu potong rangka. Sistemnya bolt-on,” mantap Andre ‘Chemonk’ Irwan bos CM yang sukses mengekspor undertail ke Malaysia dan Singapura.

Karena kalau main potong bebek, eh potong rangka ekor sangat merugikan dalam modifikasi bolt-on. Cuma ubahan kecil kok kudu pangkas frame. Makanya, Andre menghindari papas sasis.

Kan konsep bolt-on atau plug and play hanya melakukan beberapa ubahan bodi dan komponen luar. Tanpa mengubah secara ekstrem karakter desain aslinya motor. Sehingga motor kembali bisa dikembalikan standar.

Jadinya, enggak perlu builder ahli untuk pasang undertail buatan rumah modifikasi di Jl. Ashirot No. 2A, 09/03, Sukabumi Selatan, Jakarta Barat itu.

“Pada CBR250R, desain rangka di bawah jok dibuat turun. Mirip dengan Honda Tiger. Susah dibikin undertail yang ujungnya naik dan lancip,” curhat Andre yang juga balap Ninja 250R dan 150.

Apalagi subframe di bawah jok CBR250R semakin ke belakang malah agak turun. Padahal, buntut bawah bolt-on ala CM butuh ujung rangka belakang jadi agak naik. “Untuk itu harus diakali, dengan pasang fender pelat nomor dari Honda CBR1000RR,” beber Andre.

Sistam pasang undertail di CBR250 hanya butuh penyesuaian. Perlu dipasangi undercowl alias sambungan fairing yang didesain ulang biar lebih sporty. Ubahan ini termasuk paling besar kalau dibandingkan dengan bagian lain.

Karena memang enggak bisa aplikasi undertail, jok terpaksa diubah jadi single sitter. “Sepatbor juga ikut dirancang ulang. Jadinya pakai model sepatbor Ducati 999. Tambahan lagi windshield ala racing yang lebih nunduk. Simpel dan pemiliknya pun enggak perlu menginapkan motor di bengkel,” yakin Andre.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 110/70-17
Ban belakang : Battlax 140/70-17
Knalpot : R9
Kaliper depan : Brembo
Kaliper belakang : Brembo
Sumber : Otomotif

Kawasaki KLX 250, Terbius Gaya Elegan Eropa

Modifikasi Kawasaki KLX 250, 2010 (Jakarta)

Kawasaki KLX 250, Terbius Gaya Elegan Eropa

Supermoto identik dengan kesan liar, serba beringas sesuai karakter motornya yang jago melibas trek tanah sekaligus aspal. Tapi paradigma ini coba dipatahkan oleh Mario yang berkolaborasi dengan rumah modifikasi Caos Custom Bike asuhan Lery Rahmat Rizki.

"Enggak semua suka tampil ekstreem, ada juga yang suka elegan kaya Mario," buka Lery yang akhirnya menuruti selera sang pemilik KLX 250 keluaran 2010 ini. "Elegan bisa dilihat pada pemilihan warna yang cenderung polos dan detail kroom serta silver pada kaki-kakinya," lanjut.

Tapi urusan modifikasinya jangan anggap remeh. Detailnya pun banyak mengadopsi barang-barang dari Eropa. Mulai dari swing arm bawaan Aprilia supermoto SXV. Barang yang ditebus hampir Rp 10 juta ini butuh banyak penyesuaian agar bisa masuk di rangka standar KLX 250.

"Harus sedikit di papas agar bisa masuk. Saat pasang ban juga harus bikin adaptor. Karena pelek asli Aprilia SXV lebih lebar dari pelek Behr buatan Jerman yang sekarang dipakai. Kalau enggak ditambah adaptor jadi terlihat banyak rongga," jelas Lery.

"PR" berikutnya adalah ketika Mario minta pasang side cover bawaan Kawasaki KX 250. Rangka pun harus dikorbankan agar cover bodi ini terpasang dengan rapi. "Biar rapi, rangka sedikit di potong agar aki bisa dipindah ke dalam," terang pria yang bengkelnya ada di Jl. Pancoran Barat VIII No. 6, Jakarta Selatan ini.

"Belum lagi saat pasang headlamp dan spatbor depan Husqvarna 610 SM. Harganya mahal, saat pasang harus coak bagian dalamnya agar bisa terpasang di sokbraker depan KLX 250," kekeh Lery yang akhirnya mengakui tampang elegannya cukup membuat Mario sang pemilik motor puas.

Data Modifikasi
Pelek: Behr 3.50x17, 5.00x17
Ban: Michelin Pilot 120/65-17, 160/60-17
Swing Arm: Aprilia SXV
Frame Slider: KTM
Gear: Afam rante rk 520 oring
Silencer: Akraprovic carbon YZF 250
Headlamp: Husqvarna 610 SM
Spatbor depan: Husqvarna 610 SM
Side cover: Kawasaki Kawasaki KX 250
Sepatbor belakang: Kawasaki KLX 450
Raiser: Zeta
Pelindung Sokbraker Depan: Zeta
Engine Cover: Zeta
Caos Custom Bikes: 081 70089400

Sumber : Otomotif

Hugger Byson Di Ninja 250R Keren, Gaya Dan Murah

Tips Modifikasi

Hugger Byson Di Ninja 250R Keren, Gaya Dan Murah


Hugger Byson, murah dan gampang dipasang
Ini bentuk virus baru yang akan digemari oleh para pemilik Kawasaki Ninja 250R. Dengan biaya yang relatif murah dan pengerjaan yang gampang, tampilan Ninja sudah langsung terlihat berbeda. Khususnya untuk wilayah roda belakang yang sudah ganti sepatbor ini.

Sepatbor seperti ini acap disebut hugger. Yamaha sudah melengkapi Byson dengan komponen begini. Sementara Ninja 250R terlihat cupu alias culu punya karena hanya menggunakan penutup rantai. "Setelah diperhatikan secara ukuran, eh bisa juga digunakan di Ninja," kata Ko Shandi, mekanik dari bengkel BMS dari Palmerah, Jakarta Barat. Ukuran yang dimaksudnya tadi adalah lebarnya arm dan ukuran ban belakang standar.

Langkah pertama, tentu beli dulu hugger milik Byson ini di jaringan 3S Yamaha, atau bisa juga di toko spare-parts umum. "Jangan kaget ya, harganya murah banget. Tidak sampai Rp 30 ribu," kata pria berkacamata ini.

Komponen yang memiliki part number 45P-F1650-00 ini di daftar harga resmi yang dikeluarkan Yamaha hanya dibanderol Rp 28 ribu. Murah, toh!

Step awal tentunya melepaskan tutup rantai standar Ninja. Ada dua baut yang bisa dibuka dengan kunci T 10. Jika sudah lepas, coba tempatkan posisi hugger Byson tadi. Pasti pas dengan arm standar dan juga ban belakang jika belum menggunakan ban extra lebar.

Untuk dua baut yang di sebelah kiri, tidak ada masalah. "Karena baik ukuran maupun posisinya sudah pas, sehingga baut ukuran 10 tadi bisa langsung dipasang kembali," tambah pria kurus ini.

Jika ingn memasang baut di sebelah kanan baru ada sedikit yang berbeda. Tapi, jangan panik dulu, Bro. Ini hanya masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan mudah.

Braket hanya untuk sisi kanan
"Ada perbedaan posisi baut antara arm dan hugger, karena itu kita harus buatkan semacam braket atau dudukan baru sehingga bisa menyatu antara kedua komponen ini," cuap Andi lagi.

Braket yang dimaksud dibuat menggunakan bahan pelat dengan besi atau aluminium dengan ketebalan hanya 1-1,5 mm. "Jangan terlalu tebal sebab nantinya malah jadi terlihat tidak rapi," ceritanya.

Langkah berikut, pelat tadi dilubangi di dua ujungnya. "Jarak antar lubang tadi harus disesuaikan lubang baut di hugger dan juga di lengan ayun," tambah pria rajin modifikasi lampu dan kelistrikan. Di arm menggunakan baut yang dipakai untuk dudukan pengikat slang rem.

Tentu saja lubang baut di braket ini harus disesuaikan lagi dengan aslinya. Artinya tetap menggunakan baut dengan ukuran10. Jika sudah, selanjutnya tinggal dipasang untuk menyatukan hugger dengan arm di sisi kanan.

Buat para modifikator dan juga penikmat modifikasi, trik ini pasti menarik untuk dicoba. Sedangkan bagi produsen hugger Ninja siap-siap tersaingi!

Sumber : Otomotif

Knalpot Akrapovic Ninja 250R, Untuk CBR 250R Menyusul Akhir Agustus

Bolt On

Knalpot Akrapovic Ninja 250R, Untuk CBR 250R Menyusul Akhir Agustus

Serius masuk ke Indonesia, produsen knalpot Akrapovic asal Slovenia langsung akan memasarkan produknya untuk Kawasaki Ninja 250R dan Honda CBR 250R.

"Kami menyiapkan model slip on dan full system untuk keduanya," buka Ziga Tomc, perwakilan Sales Departement Akrapovic disela kunjungannya ke Indonesia hari Sabtu lalu (23/7).

Knalpot untuk Kawasaki Ninja 250R dan Honda CBR 250R ini sengaja dipersiapkan untuk pasar global. Jadi barangnya akan sama dengan yang dijual diberbagai belahan dunia.

"Tapi sementara baru ready stock untuk Kawasaki Ninja 250R. Itu pun yang slip on," tambah Hendrik, pemilik Probike yang juga distributor tunggul knalpot Akrapovic di Indonesia.

"Harganya Rp 5,5 juta. Finishingnya menarik karena warna dan ada aksen karbon di ujungnya," jelas Hendrik pada merek knalpot yang banyak digunakan oleh tim-tim balap yang berlaga di World Superbike (WSBK) ini.

Sedang untuk Honda CBR 250R tetap harus menunggu. "Kita jadwalkan akhir Agustus barangnya sudah ada di Indonesia," tambah Hendrik yang tokonya terletak di Jl. Panjang, Arteri Kelapa Dua No.88A Jakarta Barat ini.


Sumber : Otomotif

Kawasaki Ninja 250R, Full Bodi Bolt On

Modifikasi Kawasaki Ninja 250R, 2011 (Tasikmalaya)

Kawasaki Ninja 250R, Full Bodi Bolt On

Ada hal yang baru dalam dunia modifikasi khususnya Kawasaki Ninja 250R. Jika selama ini hanya bagian bodi tertentu yang main bolt-on alias tinggal pasang, sekarang IQ Motor Modification (IQMM) terapkan untuk full bodi. Motor tidak perlu lama di bengkel karena semuanya sudah siap pasang.

Hal itu dilakukan oleh Frendy Budiman, juragan IQMM pada Ninja 250R milik Suhud Brata dari Tasikmalaya, Jawa Barat. "Motornya enggak perlu dikirim dulu ke bengkel kami. Kika pilihan desain sudah dirasa cocok dan kelir juga sudah pas, bisa dikerjakan dahulu tanpa harus ada motor," pede Frendy.

Setelah semua pengerjaan selesai, motor bisa langsung dikirim ke bengkel berlokasi di Ruko Cirebon Bisnis Center (CBC), Blok F1, Jl. Tuparev, Cirebon.

Dengan perlakuan seperti ini, Frendy berharap konsumen tidak kesal menunggu lamanya proses modifikasi. "Karena seluruh bodi sudah siap pasang, terutama jika tidak ada pergantian yang terlalu banyak di sektor kaki-kaki," tambahnya. Artinya jika masih menggunakan arm standar dan sok depan bawaan pabrik, sudah pasti bodi ini bakal pas dipasang.

Tentu saja Frendy yang memang serius untuk memasarkan paket bodi ini sudah mendesain sedemikian rupa supaya bisa bolt-on. "Mulai dari buritan, fairing, sepatbor semua bolt-on. Jarang ada kan paket bolt-on full fairing seperti ini," bangganya lagi.

Untuk desain sendiri, Frendy menyebut kalau ini adalah ZX IQ model. "Memang awalnya ada sedikit memakai bodi dari bengkel lain tapi sudah dimodifikasi lagi sehingga sekarang sudah menjadi ciri khas IQMM," ujar pria yang doyan mangga ini.

Salah satu cirinya adalah adanya sirip pada kedua sisi fairing. "Selain menimbulkan kesan sporty, adanya kisi ini juga bisa menjadi saluran udara tambahan. Sehingga mesin jadi tidak terlalu panas," tambah pria bertubuh besar ini.

Begitu juga dengan model tangki. Aneka ubahan pada beberapa bagian sudut membuat tangki ini sudah terlihat berbeda jika dibandingkan dengan buatan bengkel modifikasi lainnya.

Ini kali, untuk urusan warna, Frendy berani mencoba keluar dari pakem warna Ninja yang selama ini yang identik dengan hijau. Pilihannya ada oranye dan putih dengan sedikit efek hitam.

"Agar lebih sip, juga sudah dibuatkan efek motif sarang tawon. Caranya dimulai dengan membentuk dasar menggunakan cutting sticker baru kemudian setelah itu diairbrush," tutup pria enerjik ini. Boleh juga!



DATA MODIFIKASI
Ban depan : Pirelli Diablo 120/60-17
Ban belakang: Pireli Diablo 160/60-17
Pelek: Chemco
Footstep: X Race
Knalpot: Norifumi
IQMM: 0813-2499-4567



Sumber : Otomotif

Komponen Kawasaki Ninja 250R Makin Banyak, Makin Komplet

Komponen Kawasaki Ninja 250R Makin Banyak, Makin Komplet

Variasi mesin, performa serta bodi makin menjamur
Bicara motor fenomenal dalam dunia modifikasi dan variasi, Kawasaki Ninja 250R salah satunya. Sejak kehadirannya langsung diserap pasar dan mengalami modifikasi. Mulai dari yang sekadar bolt-on sampai ubahan xtreme.

Pada awalnya booming knalpot racing. Berbagai merek impor yang harganya sampai belasan juta menyerbu pasar. Sebut saja Two Brother, Yoshimura, Leo Vince, Akrapovic dan sebagainya.

Tapi, mulai 2010 banyak beredar knalpot lokal. Misalnya saja CLD, R9 dan beberapa nama lain. Harga jauh lebih murah, kualitas serta tampilan lebih menarik sehingga buatan dalam negeri ini mudah diterima pasar. Harganya berkisar dari Rp 2 sampai Rp 5 jutaan.

"Itu awalnya saja, sekarang produk variasi lebih komplet dan berbagai merek sudah ada," kata Angga Kurniawan dari Anjany Racing yang banyak menjual kebutuhan NInja 250R.

Angga menyebutkan misalnya saja sekarang sudah ada radiator racing. Bentuknya lebih besar dari standar. Meskipun harga bisa mencapai Rp 2 juta tapi produk ini cukup laris.

Selain itu sekarang juga sudah ada paket master kopling hidrolis. Dengan pemasangan produk ini, proses ganti pers-neling diyakini lebih nyaman dan tentunya juga lancar.

Produk yang sudah ada di pasaran ini dibandrol Rp 2,5 juta, mereknya KTC. Untuk mendapatkannya bisa mendatangi MMS di Bates, Ciledug. Tangerang.

Sedang untuk urusan bodi part juga sudah mulai banyak. Mulai dari yang bolt-on sampai paketan bodi full fairing diproduksi masal.

Kita ambil contoh frame slider. Saat ini banyak sekali merek yang beredar. Misalnya saja Nojikawa, Bikers dan X Race. Meski tidak murah, rata-rata di atas Rp 500 ribu tapi tetap banyak peminatnya. Walaupun motor hanya untuk harian saja tapi dirasa lebih gaya.

Begitu juga dengan footstep underbone. Saat ini yang paling favorit adalah X Race. Dengan memiliki beberapa pilihan warna dan model, bisa disesuaikan dengan warna motor.

Footstep ini bisa ditekuk pijakannya sehingga anti-patah. Harganya ada yang Rp 1,6 juta dan ada juga Rp 2,3 juta. Anjany Racing bisa dijadikan tempat rujukan mencarinya. Jika ingin info lebih lengkap bisa telepon ke (021) 53679239.

Kedok depan fairing dari MOTO Lab seperti ZX6
Untuk urusan bodi, sekarang juga ada yang menjual buntut atau buritan custom. Modelnya bermacam-macam. Ada yang seperti ZX 6, Ducati dan berbagai bentuk buntut lainnya.

Dan yang terbaru yaitu kedok lampu seperti Kawasaki ZX6 untuk Ninja 250R. “Sistem pasangnya plug and play. Kedok lampu yang di fairing depan tinggal dilepas dan pasang yang mirip moge 600 cc itu,” jelas Lusep Sugiharto dari MOTO Lab.

Bahan dibuat dari fiberglass dengan lampu menganut model bohlam projector. Sehingga lebih bergengsi dan cocok untuk pemilik Ninja yang punya gengsi lebih.

Dia juga konon membuat undertail seperti GSX 750. Tapi, khusus untuk Ninja 250R. Pasangnya juga mudah. Karena memang sistem bolt-on yang cocok dengan bodi standar.


Sumber : Otomotif

Kawasaki Ninja 250R, Ibu Muda Penyuka Ninja

Modifikasi Kawasaki Ninja 250R, 2009 (Tangerang)

Kawasaki Ninja 250R, Ibu Muda Penyuka Ninja

Sebagai ibu rumah tangga, Merryana Narulina dan Lusy, enggak sekadar mengurus pekerjaan rumah tangga atau antar jemput anak sekolah. Tapi, kebutuhan mereka untuk bergaul selalu terpenuhi.

Bukan hanya main di mal
, tapi juga di bengkel dan turing dalam kota bareng rekan yang tergabung di Nitro Lady. Klub cewek pembesut Ninja 250R dari wilayah Tangerang. Nitro alias Ninja Tangerang Organization.
Soal motor, selera dua ibu muda ini hampir sama. Keduanya sepakat tetap mempertahankan nuansa sporty dan machonya Ninja 250R. Agar tidak menghila-ngkan 'kodratnya' sebagai motor sport. "Walau yang pakai cewek, roh machonya harus tetap ada," sepakat Merryana dan Lusy.
Soal berkendara, jangan ditanya. Sebagai Nitro Lady, keduanya lumayan gape bikin gerakan stunt riding. Ini karena di lingkungan Nitro Lady yang punya kegiatan rutin belajar stunt riding.
Bedanya, Merry, panggilan Merryana, lebih menyukai grafis bodi kombinasi, kuning-putih, kalem tapi tetap sporty. Sedangkan Lusy, lebih pilih hijau bunglon yang bikin Ninja makin kelihatan gahar.
Walau sehari-hari sekadar buat antar jemput anak sekolah, dandanan dua Ninja ini tergolong wah. Silakan dicermati Ninja milik Merry. Ibu satu putra yang tinggal di Villa Tangerang Regency I itu mengadopsi tangki dan undertail custom model ZX 14. Sementara Ninja besutan Lusy, custom ZX 14 cukup nemplok di tangki. Fairing custom all new image ZX 10.
Walau baru belajar naik motor sport, bunda dari Valen (5 tahun) dan Ales (9 tahun) ini enggak merasa kagok naik motor sport. "Butuh belajar juga biar lebih terampil. Bahkan awalnya, untuk parkir motor segede ini masih butuh bantuan orang lain. Sampai diketawain orang karena kalau mau parkir di tempat umum mesti cari bala bantuan dulu," kenang perempuan yang warga Taman Ubud Asri, Lippo Karawaci, Tangerang.
"Sekarang buat antar-jemput malah sudah mengandalkan Ninja ini. Mau tempat parkir pas, gak masalah. Apalagi kedua ibu ini memang paling suka naik Ninja," kekeh Lusy yang hobi masak. Lha!
Produk Perdana
Di soal bodi custom, Witjax Modizigner (WM) sudah banyak bukti. Di Ninja Merry ini misalnya, Agus Wicaksono alias Witjax juga ikutan memperkenalkan produk baru. Ada pada set setang jepit dan segitiga yang juga sudah pakai label dagang WM."Kebetulan warna part setang merah anodized, match dengan kombinasi kuning dan putih. Malah sedikit memberi kesan berbeda.
Untuk setang, memang baru ada merah. Nantinya akan diproduksi juga warna lain," promosi Witjax dari Komplek PU di Jl. KH. Hasyim Ashari, Cipondoh, Tangerang.

DATA MODIFIKASI
Ninja Merry
Ban depan : Battlax 120/60
Ban belakang : Michelin 150/70
Knalpot : Custom carbon Racing
Windshield : Custom
Spidometer : Indiglow

Ninja Lusy
Ban depan : Battlax 120/60x17
Ban belakang : Battlax 150/70x17
Spidometer : Koso RX2
Knalpot : R9
Witjax Modizigner : 0856-6330-226

Sumber : Otomotif

Honda CBR250R, To Know The Unknown

Modifikasi Honda CBR250R, 2011 (Samarinda)

Honda CBR250R, To Know The Unknown

Tidak bisa ditampik kalau Honda CBR 250R membuat rakyat biker ingin kenal sesuatu hal yang baru. Sesuai tagline dari motor keluaran PT Astra Honda Motor (AHM) itu, To Know The Unknown. Ya, sama seperti Rian Wardhana, pemilik CBR 250R yang tinggal di Samarinda, Kalimantan Timur ini.

Memang tidak nekat ubah sampai menanggalkan bodi baru atau memotong sasis. “Rangka CBR sangat enak untuk dimodifikasi. Seperti swing arm yang pakai punya moge Suzuki GSX 750. Itu pun hanya perlu papas sedikit,” papar Donny Ariyanto dari Studio Motor (SM), yang tidak lain modifikator motor ini.

Upaya yang dilakukan Rian dengan mengirim motornya sampai ke Jakarta tidaklah sia-sia. Toh betul apa yang dibilang Donny soal frame CBR. Untuk lengan ayun moge sekelas GSX, praktis tidak mengalami problem berarti dalam pemasangannya.

Padahal sokbreker masih mengandalkan asli bawaan motor. Cukup papas sedikit, masing-masing sekitar 0,5 mm di kedua sisi rangka bawah. Arm limbah gambot itu tidak kena sentuhan sedikitpun. Tinggal masuk!

Dengan aplikasi lengan ayun yang sangat mudah ini, tidak perlu repot mencari pelek yang dirasa pas. “Sekalian pakai pelek milik GSX 750 juga. Karena tidak lagi perlu customized pada arm,” tukas Donny yang workshopnya berada di Jl. RC Veteran Raya, (depan Rumah Sakit Dr. Suyoto), Bintaro, Jakarta Selatan.

Selesai pada bagian kaki belakang, lanjut bergerak pada bodi. Kalau aslinya, bentuk buntut CBR runcing dan dinamis. Namun sedikit diubah menggunakan produk aftermarket, dengan model yang tentunya sudah disesuaikan.

Maksudnya minimalisir tampilan sepatbor asli, yang dipenuhi lampu sein kanan kiri. “Lampu belakang dan sein kanan kiri lebih enak diubah sedikit, jadi kelihatan lebih simpel,” urai Donny, pria yang ramah itu.

Memang kalau lihat sepintas pada bagian ini, akan terlintas dipikiran, apakah AHM meluncurkan CBR dengan kapasitas mesin lebih besar?

Untuk melengkapi tampilan sport sejati pada bagian belakang, sektor depan juga harus disuguhi komponen motor besar. Donny mempercayakan sok upside down punya GSX 750.


Perhatikan Radius Putar


Radius putar setang harus dibuat maksimal. Apalagi buat pemakaian sehari-hari tentu sedikit menimbulkan kendala dalam menghadapi kemacetan jika tidak cermat. Selain tetap memakai as komstir CBR yang dipasang di segitiga GSX, “Posisi radiator mesti digeser sedikit ke arah kanan, jadi stopper bisa diseting di titik paling maksimal,” tandas Donny.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Pirelli 120/60-17
Ban belakang : Battlax 140/70-17
Knalpot : Suzuki GSX 400
Pelek belakang : Baros 4,5x17
Studio Motor : 021-92653870


Sumber : Otomotif

Ragam Komponen Yamaha Byson, Seputar Bodi Dan Kaki

Variasi Modifikasi

Ragam Komponen Yamaha Byson, Seputar Bodi Dan Kaki

Lebih Simpel
Bodi Set Baru Lebih Simpel

Bodi set Yamaha Byson menjadi fokus belanja untuk mengubah tampilan Byson. Harga satu setnya bervariasi. "Untuk versi lama yang satu setnya terdiri dari 10 piece. Sedangkan versi baru hanya 7 piece. Di bagian tangki sudah dilengkapi sein," ujar Megil dari Limited Custom dari Jl. Kelapa Hijau III Blok E2 No. 7, Kelapa Gading, Jakarta Timur yang memproduksi bodi fiber khusus buat Byson.

Pada model baru terdiri dari cover set 4 piece, engine cover, kondom tangki 2 piece. Bodi set yang diberi merek Viber Pro ini diakui memang lebih kuat kalau dibanding merek lain. "Kalu ingin mengetes fiber kuat atau tidaknya, silakan dibanting langsung. Kalau pecah berarti kualitas fibernya memang kurang bagus," mantapnya.


Bakal mengalahkan Fiberglass
Bodi Plastik

Komponen bodi plas­­tik sepertinya akan menyaingi pasar fiber. Maklum, harganya yang sangat terjangkau, lebih ringan dan lebih presisi.

"Untuk menyiapkan mesin cetak memang cukup mahal, tapi produksi akan lebih cepat," ujar Megil, juragan Limited Custom yang juga berencana bermain di pasar bodi Byson plastik.

Perlengkapan mesin untuk pembuat mal atau cetakan mahal. Tapi produksi bisa digenjot cepat, sehari bisa menghasilkan puluhan bahkan ratusan.

Arm Kumis. Kondang dari dulu
Swing Arm Kumis

Swing arm Byson yang ditawarkan salah satunya produk Kumis. Pasti kenal kan, produk Kumis yang kondang dengan finishing rapi dan kuat itu.

Arm variasi yang ditawarkan model supermoto bisa dipakai untuk mereka yang doyan pakai ban besar. Dengan bodi Byson yang besar, penggunaan ban besar sangat mungkin untuk menunjang penampilan biar enggak terlihat cungkring.

"Penampilan Byson arahnya membuat bodi terlihat lebih kokoh, sehingga arm supermoto sangat cocok untuk bodi Byson yang memang sudah besar. Cocok karena aslinya memang streetfighter. Lihat saja beberapa bodi variasi yang sudah ada juga memperkuat aliran itu," ujar Novi dari Inti Jaya Motor.

Masih sedikit yang sedia knalpot
Knalpot Racing

Masih jarang produsen knalpot yang mengeluarkan produk spesial buat Byson. Kalau begitu, silakan jalan-jalan ke kawan Jl. Kebon Jeruk, Kota, Jakarta Barat. Variasi Byson banyak ditemui di Inti Jaya Motor yang ada di Jl. Kebon Jeruk V, No. 260A, Kota, Jakarta Barat. Salah satu produsen knalpot ada yang memproduksi khusus buat Byson adalah CLD. CLD mengeluarkan produk dalam dua tipe, CLD Racing dan CLD Terminator. Tipe Racing dilengkapi pipa full stainles steel dengan harga sekitar Rp. 1,1 juta.

Pelek Power dengan paket disc belakang?
Pelek Lebar

Pada kaki-kaki, memang baru pelek yang bisa diganti. Part lain seperti sokbreker belum terlihat ada yang siap menggantikan versi standar. "Ukuran sok standar Byson sudah tergolong besar. Jadi, nggak perlu ada penggantian lagi," anjur Novi.

Byson lebih pas dengan pelek lebar karena kodratnya streetfighter. Seperti pelek merek Power dengan warna hitam khusus untuk Byson tersedia ukuran 17 inci dengan lebar 4,00 inci untuk belakang dan 3,50 inci untuk depan.


Sumber : Otomotif

Honda Blade, Buat Harian Sudah 170 CC

Modifikasi Honda Blade 2010 (Tangerang)

Honda Blade, Buat Harian Sudah 170 CC

Memperbesar volume silinder cara mudah dongkrak tenaga mesin. Seperti dilakukan Bang Jay dari Eka Jaya Motor. Dia melakukan bore up dan stroke up di Honda Blade milik Andre Gayung dari Cimone, Tangerang.

Karena motor hanya dipakai harian, tampilan mesin ogah ekstrem. Dari luar, maunya kelihatan standar abis. Makanya, mekanik yang punya nama asli Zaenudin itu melakukan trik sendiri.

Seperti ketika stroke up, cukup menggunakan pen piston 3 mm. Otomatis kenaikan stroke total 6 mm. Agar tidak tambah paking blok yang tebal, harus diimbangi penggunaan setang piston pendek.

Cara paling gampang, menggunakan conecting rod milik Honda Grand atau Supra X. Dengan begitu, posisi piston ketika top tetap rata dengan blok walau sudah naik stroke.

Langkah piston standar 55,6 mm di- tambah kenaikan stroke 6 mm. “Total kini langkah piston jadi 62,6 mm,” jelas mekanik dari Poris Paradise, Tangerang ini.

Upaya bore up juga sudah dilakukan. Pakai piston Honda Sonic oversize 100, diameter 59 mm. Alasan penggunaan piston Sonic berdasarkan beberapa pertimbangan.

Pertama, ukurannya yang lebih pendek. Tinggi piston Sonic dan Blade hampir tidak jauh berbeda. Sama dengan piston motor modern. Supaya ringan dan rendah gesekan. Tenaga mesin jadi tidak banyak terbuang percuma.

Selain itu, penggunaan piston Sonic juga tidak banyak yang diubah. “Apalagi lubang pen piston sudah sama-sama 13 mm. Jadinya tidak perlu main bushing,” jelas mekanik asli Medan itu.

Akibat stroke jadi 62,5 mm dan diameter pison jadi 59 mm, maka dapat dihitung kapasitas volume silinder. Kini lumayan, sudah mencapai 170,8 cc. Oke juga dipakai harian.

Untuk mengerjakannya, mekanik yang dulu dapat gelar kontrak paling mahal di road race itu, dalam mengerjakan tidak perlu lama. Selain sudah bidangnya, kini bengkelnya juga sudah dilengkapi dengan peralatan bubut. Termasuk mesin korter dan ganti boring. Juga ada mesin freis dan copy kem.

Selain meningkatkan volume silinder. Cara lain untuk dongkrak tenaga dibarengi dengan menggunakan klep gede. Aplikasi punya Sonic juga. “Klep isap 28 mm dan buang 24 mm,” jelas mekanik yang juga pandai pasang klep besar ini.

Transmisi atau pemindah daya juga diperbaiki. Kopling standar yang asalnya menggunakan model diafragma diganti dengan milik Honda Karisma.

Satu set rumah kopling dan mengkuk serta kampasnya. “Kecuali gir sekunder, tetap menggunakan asli Blade,” jelas mekanik yang tetap tambun walau sibuk banyak orderan itu.

Guna menyesuaikan power yang sudah besar tadi, reduksi gir juga dibenahi. “Sproket depan menggunakan 14 mata dan belakang 35 mata,” jelas Pian, tangan kanan Bang Jay.

DATA MODIFIKASI

Karburator: Mikuni TM24
Pilot-jet : 30
Main-jet : 130
Intake manifold : Varro
Eka Jaya Motor : (021) 55703814

Sumber : Otomotif

Komparasi Desain Bodi CBR 150R dan CBR 250R

Komparasi Desain

Komparasi Desain Bodi CBR 150R dan CBR 250R, Masih Ada Bedanya

Honda CBR 150R hadir belakangan setelah sang kakak CBR 250R, tapi banyak yang bilang desainnya sama. Cuma beda dimensi doang, masa sih? Ternyata enggak cuma dimensi loh, banyak detail yang berbeda diantara keduanya.

Yuk telusuri! Mulai dari cover bodi. Paling mencolok adalah head lamp kedua motor ini memiliki desain berbeda. CBR 150R punya detail reflektor lebih gelap ketimbang CBR 250R, selain itu lampu bagian atas motor 150 cc ini lebih kotak, tidak seperti CBR 250R yang hanya melengkung dinamis.

Perbedaan wajah keduanya tidak selesai hanya di lampu utama. Tapi perhatikan juga bentuk visornya. Punya CBR 150R lebih rendah dan meruncing. Tampangnya jadi lebih garang ketimbang versi 250 cc.

Lanjut ke fairing bagian samping. Secara bentuk memang sama, tapi pemilihan warnanya beda. Varian CBR 250R lebih senang mengkombinasikannya dengan warna silver sehingga tampak lebih mewah. Tapi CBR 150R fairingnya hanya dilabur warna solid.

Turun ke bawah, bentuk air scoop di kolong punya bentuk yang beda. Masih diseputaran kolong, bentuk footsteep CBR 250R lebih sporty, khususnya pijakan kaki boncenger. Pada CBR 150R, terlihat sangat minimalis dengan pipa bulat.

Perbedaan lagi ada pada bentuk knalpot. CBR 250R lebih panjang dan menjorok keluar, sedang CBR 150R nampak pendek tapi malah keren. Pelek punya bentuk palang yang sama, beda hanya pada ukuran yang lebih lebar untuk CBR 250R.

Oiya, panel speedometernya juga sama, hanya dibedakan pemilihan warna. Pada CBR 250R dipadu dengan ornamen berwarna silver dan bias cahaya warna biru di tengahnya. Sedang bodi belakang hingga sepatbor dan behel hampir sama secara bentuk, tapi dimensinya berbeda sehingga tidak bisa saling tukar.

Tuh, enggak benar-benar sama kan? (motorplus-online.com)



Sumber : Otomotif

Sekali Isi Full Tangki CBR150R, Tempuh 432,2km

Test Ride

Test Ride Honda CBR 150R, Tempuh 432,3 Km Sekali Isi Full Tangki

Setelah sesi first ride di sirkuit Gokart Sentul, kini giliran mengajak Honda CBR 150R jalan-jalan dalam simulasi sehari-hari. Sesi ini harus dilakukan biar tahu performa sesungguhnya. Tarik yuk!

Langsung putar kunci kontak. Eh, head lamp langsung menyala. Meski terang, lampu ini tidak dilengkapi saklar on/off. Hanya ada saklar untuk mengaktifkan lampu jauh-dekat di panel sebelah kiri.

Yang lebih menarik, panel digitalnya bernuansa orange mudah dibaca dan tidak silau. Meski tak punya sorotan iluminasi warna biru seperti sang kakak CBR 250R, tapi tetap sedap dipandang mata.

Oiya, baru sadar kalau CBR 150R ini tidak dilengkapi dengan sakelar engine stop. Tapi beruntunglah, karena motor seharga Rp 33 juta ini punya kunci kontak dengan pengaman magnet.

Posisi riding yang menunduk memang agak merepotkan saat harus berlama-lama di kemacetan. Apalagi untuk postur pengendara 165cm, lumayan pegal tapi tetap lebih mudah dikendarain ketimbang CBR 250R. Yang pasti karena lebih ramping, sehingga untuk selap-selip pastinya lebih lincah.

Jangan lupa untuk waspada dengan posisi spionnya yang menjulang. Posisinya yang jauh dari setang membuat kita harus membiasakan diri, jangan sampai nyangkut di motor sebelah atau di spion mobil saat melintasi kemacetan.


Suhu Mesin Stabil, BBM Tembus 1 liter : 33 km!


Mesin 150cc DOHC 4 klep yang dipakai CBR 150R ini sudah dilengkapi radiator dan electric fan. Sistem pendinginan ini cukup optimal bekerja. Meski macet atau diajak berlari kencang, suhu di indikator tak pernah lebih dari tiga bar dari maksimal 6 bar.

Hasilnya, performanya terus baik di semua kondisi jalanan. Cuma, karena punya karakter enak di putaran mesin tinggi seperti yang sudah dijelaskan dalam sesi first ride, jadi harus pandai-pandai mengatur ritme dan posisi gigi.

Karena torsi 12,66 Nm-nya ada di 8.500 makanya baru enak di 6.000 sampai 7.000 rpm ke atas. Di bawah itu, tarikan terasa agak berat, makanya harus sesuaikan gigi biar tetap bertenaga.

Untuk mencapai kecepatan 60 km/jam dibutuhkan waktu hanya 4,4 detik dengan jarak hanya 43,9 meter saja. Konsumsi bahan bakarnya juga hemat, 1 liter pertamax bisa tembus 33 kilometer. Artinya dengan tangki dalam kondisi full 13,1 liter bisa menempuh jarak hingga 432,3 km!


Sumber : Otomotif

Racing Part CBR 250R

Bolt On

Ragam Racing Part Moriwaki Untuk Honda CBR 250R

Aksesori khusus Honda CBR 250R makin banyak beredar. Salah satunya datang dari produsen racing part asal Jepang, Moriwaki. Selain knalpot, melalui website resminya Moriwaki juga memajang beberapa racing part non mesin.

Di mulai dari area kemudi. Moriwaki punya segitiga pemegang sokbraker depan bagian atas. Bentuknya menarik karena memiliki banyak lubang dan warnanya mengkilap khas stainless steel. Di Jepang, komponen ini dilepas 15.750 Yen atau Rp 1,6 jutaan.

Setang racing yang lebih menunduk pun disediakan oleh Moriwaki. Selain itu produsen racing part yang juga turun di balap Moto2 ini juga menyediakan foot step racing.

Satu lagi yang menjadi andalan Moriwaki adalah pre-load adjuster untuk suspensi depan. Bentuk seperti tutup tabung as sokbraker depan tapi ada penonjok dibagian atasnya.

Bila diputar makin ke dalam, per akan tertekan dan suspensi jadi lebih keras. Begitu juga sebaliknya. Perangkat yang memudahkan setting suspensi ini dijual 12.600 Yen atau sekitar Rp 1,3 jutaan.



Sumber : Otomotif